SIMAK BACA TULIS

Minggu, 08 Maret 2015

Ekonomi Batu Akik

Batu akik gaya hidup baru, pengrajinpun bermunculan, perekonomianpun meningkat.

Jati. alrhasius news_menjamurnya pencinta batu akik. Dari kalangan muda sampai orang tua, kalangan biasa sampai kaum elit.

       Firman 26 tahun, Sudah mencari batu akik sejak satu tahun terakhir. Dulu Firman bekerja sebagai penambang emas, namun karna maraknya razia penambang emas liar membuat Firman berganti pekerjaan sebagai pencari batu akik. Awalnya Firman kurang tertarik dengan batu akik, namun seringnya firman mendengar kabar bahwa telah banyak orang-orang di kampungnya menjadi kaya mendadak gara-gara batu akik, ditambah lagi ajakan dari kawan-kawanya untuk mancari batu akik bersama-sama, membuat firman masuk lagi kedalam hutan untuk mencari batu akik.
Mencari batu akik ini hampir sama dengan mendulang emas. “Rasaki- rasaki rimau” begitu ujar Firman. Firman pernah mendapat untung yang sangat besar dari kerja kerasnya keluar masuk hutan mencari batu akik. Firman pernah mendapatkan batu akik jenis cristal dan jenis pucuk. Batu akik jenis ini termasuk batu akik dengan kualitas yang baik.
cristal jo pucuak tu awak jua limo baleh  ribu” (cristal dan pucuk itu saya jual lima belas ribu) ujar fiman sambil tersenyum. Batu akik dengan kualitas terbaik hanya dihargai lima belas ribu rupiah. Awalnya saya terkejut dengan harganya yang begitu murah, tapi jangan kawatir, ternyata para pencari batu akik di Surian Kab. Solok ini memiliki istilah  saat menjual batu akik. Lima belas ribu itu berarti lima belas juta rupiah. Istilah ini mengambarkan betapa mudahnya mendapatkan uang dengan batu akik.

(Nopel memilih batu)

Sedikit berbeda dengan firman. Nopel 23 tahun. Seorang toke batu akik. Dengan usianya yang masih muda nopel sudah berani menjadi toke batu akik karena ayahnya yang juga toke batu akik, Nopel yang juga masih terdaftar sebagai mahasiswa ini menjadi toke sudah lebih dari dua tahun. Saat batu akik masih sedikit peminatnya nopel membeli batu akik kepada pencari batu akik dengan harga yang tidak bisa dipastikan
sebanarnya harga batu akik itu susah ditentukan, sebab batu akik itu membelinya dengan perasaan. Kalu suka, berapapun dibeli”. Begitu ungkapnya.
Keuntungan yang didapat Nopel dari batu akik hampir sama halnya dengan pencari batu akik. Saat nopel menjual kepada toke yang lebih besar kadang nopel tidak begitu untung, bahkan ada yang rugi.
‘’kalau untungnya, jika bertemeu toke yang suka dengan batu kita. untungnya bisa sampai sepuluh kali lipat”, sambung  toke muda itu.

(pak Asril mengasah batu akik)


Asril 46 tahun. Bekerja sebagai pengasah batu akik. Pak asril sebenarnya sudah sejak lama menjadi pengasah batu akik, namun pekerjaan itu sempat iya tinggalkan karna kuranngnya minat masyarakat terhadap batu akik saat itu. Beda halnya dengan saat ini, batu akik telah memiliki peminat yang banyak, Membuat pak asril kembali mengeluarkan dinamo dan garinda pengsah batunya dan kembali menjadi pengasah batu akik.
Pak Asril yang bekerja di bawah sebuah pohon di jalan Jati Padang ini sudah memiliki banyak pelanggan. Dalam satu hari pak asril dapat mengasah 15 sampai 20 batu akik, pak Asril mematok harga 20.000 untuk pengsahan satu buah batu akik. Selain mengasah batu akik pak Asril juga menjual batu akik.
ma asah batu ko sambilannyo, apak bakawan nan candu, jo banyak bakawan tu apak bisa manggaleh batu” (Mengasah batu ini hanya sambilan, bapak lebih suka berteman, dengan banyak teman bapak bisa menjual batu).  
Pak Asril juga menjelaskan bahwa keuntungan dari mengasah batu tidak seberapa jika dibandingkan dengan menjual batu akik. Saat ditanya berapa keuntungan mejual batu akik, pak Asril hanya tersenyum, tidak mau memberi tau keuntungan yang dia dapat dari menjual batu akik. nampaknya orang-orang yang hobi dengan batu akik agak sedikit risih jika ditanya perkara keuntungan yang mereka dapat.
Begitulah batu akik yang banyak menjadi topik di warung-warung kopi dan media social saat ini. Sedikit banyaknya batu akik telah membantu perekonomian para pencari batu, toke, dan pengasah. Pemakai dan yang hobi batu akik semakin banyak, siapa saja bisa dapat untung dari batu akik.

Selasa, 17 Februari 2015

puisi

aku menjadi buas...
apa yang salah?
semua demi bertahan
aku punya alasan menjadi buas
binatangpun punya alasan menjadi buas
ingin kumaki, kucaci, kucacah, kumamah
apapun tentang kehidupan......
                                                                                  Padang 16 februari 2015

                       untuk sahabat
untuk seorang sahabat
dari kampungnya berjarak ribuan kilo
dari orang tuanya terpisah ruang dan waktu
demi mimpinya hijrah ke kota
mimpinya demi orang tua, demi kampung
mimpinya punya sanggar seni di kampung
mimpinya jadi guru di sanggar seninya

matanya penuh semangat
senyumnya penuh kebahagiaan
marahnya jangan dicari
baiknya jangan ditanya
disiplinya jangan diuji
karyanya tak butuh puji
warna kesukaanya hijau
sangat suka doraemon
pemimpi yang mulia...
...............................raih mimpimu.

 PEMANCING MALAM
pemancing malam!
kau harus tau airmu,
kau harus kenal kailmu
kau harus paham benang kailmu,
jangan lupa posisi melempar kailmu
berhati-hatilah melempar kailmu
gunakan sedikit politik dalam umpanmu,
bumbui dengan keindahan seni setiap tingkahmu
dibutuhkan kesabaran yang dalam di hatimu
agar kau semakin paham dengan keberhasilanmu

belum tentu kakap yang kau dapat
kau hanya berharap-harap mendapat kakap
terkadang hanya teri yang tertangkap
jangan risaukan peruntungan masalah tangkap menangkap...
suatu saat kau akan dapat jackpot
tapi jangan berharap banyak pada jackpot
terkadang jackpot itu bikin repot...
                                                                                                                       padang 2015


Minggu, 15 Februari 2015

OLEH : RISTY ARVEL DAN OCHA THALIB

A. LOMBA TEMA RINDU (Oleh : Risty Arvel)
Jumpa lagi di tahun 2015. Ini event pertama dari Meta Kata di tahun ini. Kali ini event yang dipandu oleh Risty Arvel mengangkat tema tentang kerinduan. Kerinduan seseorang, bisa kepada kekasih, sahabat, orang tua, nenek, kakek atau siapa pun itu. Kerinduan yang digambarkan dengan luar biasa dalam kepada orang lain. Kepada siapakah kerinduanmu tertaut?
Tak perlu berpanjang-lebar ini dia persyaratannya :
  1. Lomba terbuka untuk umum.
  2. Lomba dibuka dari tanggal 15 Februari sampai dengan 15 Maret 2015 (pukul 23:59 WIB).
  3. Membagikan info lomba ke minimal 20 teman facebook, twitter, atau posting di blog pribadi (pilih salah satu).
  4. Like FansPage “Penerbit Meta Kata” dan bergabung dalam grup “Pena Meta Kata”.
  5. Naskah dalam bentuk  :
Flash Fiction : panjang naskah maksimal 700 kata, ditambah biodata narasi maksimal 50 kata (lengkapi dengan akun facebook dan alamat email). Naskah dan biodata narasi tidak boleh dipisahkan.
Atau Puisi : panjang naskah 16 baris boleh ditulis dalam 4 bait boleh lebih dan ditambahkan biodata narasi maksimal 50 kata (lengkapi dengan akun facebook dan alamat e-mail) Biodata narasi tidak boleh dipisah dengan naskah.

  1. File naskah menggunakan format Ms. Word 2003/2007, A4, Time New Roman 12pt, spasi 1.5cm, batas margin rata-rata 3 cm (1,18 inci) untuk setiap sisi.
  2. Tulis subjek email dan nama file: Puisi/ff_judul_nama penulis jika dikirim ke arvelristy13@gmail.com
  3. Setiap peserta hanya boleh mengirimkan satu naskah terbaiknya bisa dalam bentuk Flash Fiction atau puisi.
  4. Update peserta bisa dilihat di dokumen grup “pena meta kata” dengan nama “Update Peserta event Rindu” yang dilakukan oleh Risty Arvel setiap hari senin dan kamis.
10.  Akan dipilih 2 (dua) naskah pemenang masing-masing event yang akan mendapatkan hadiah berikut:
FF terbaik : souvenir dari penerbit meta kata + Voucer Penerbitan Senilai Rp 100.000 + E-sertifikat
Puisi terbaik : souvenir dari penerbit meta kata + Voucer Penerbitan Senilai Rp 100.000 + E-sertifikat
#Catatan: Hadiah dalam bentuk VOUCHER PENERBITAN, hanya berlaku selama 6 bulan setelah pengumuman pemenang dan tidak dapat diuangkan juga tidak dapat digabungkan dengan voucher lainnya.
11.  Selain naskah pemenang, juga akan dipilih puluhan naskah nominator yang akan dibukukan bersamaan dengan naskah pemenang dan setiap nominator akan mendapatkan diskon 10% dalam pembelian buku terbit dan kontributor yang membeli akan memperoleh sertifikat cetak dan e-sertifikat yang dikirim ke e-mail.
12.  Hasil lomba akan diumumkan pada tanggal 28 maret 2015.


B. LOMBA TEMA POHON KENANGAN (AKU, KAMU DAN POHON KENANGAN KITA) oleh Bunda Ocha Thalib
Jumpa lagi di tahun 2015. Ini event pertama dari Meta Kata di tahun ini. Kali ini event yang dipandu oleh Bunda Ocha Thalib mengangkat tema tentang aku, kamu dan pohon kenangan kita.

…Ingatkah kamu pada pohon ketapang yang kita tanam mengelilingi ladang Ayahku? Pohon-pohon itu telah melebarkan ranting-rantingnya, menjulur hingga ke jalan. Mereka kini meneduhkan siapa pun yang melewatinya, mereka melindungi siapa pun dari panas atau pun hujan, seperti impian kita.
Sayangnya, mereka tak mau menghapuskan rasa takutku kehilanganmu….

Punyakah kalian kenangan tentang pohon kenangan? Atau pengalaman menggugah rasa tentang menanam pohon? Mungkin saja kan dari fiksi kalian akan menggerakkan seseorang untuk menanam pohon lebih banyak lagi, dan bukan mencoret-coretnya apalagi apabila bisa mencegah seseorang menebangnya secara sembarangan. Oke tak perlu berpanjang-panjang, ya, yuk ikutan dan simak aja persyaratannya sebagai berikut :
1. Lomba terbuka untuk umum.
2. Lomba dibuka dari tanggal 15 februari sampai dengan 15 maret 2015 (pukul 23:59 WIB).
3. Membagikan info lomba ke minimal 20 teman facebook, twitter, atau posting di blog pribadi (pilih salah satu).
4. Like FansPage “Penerbit Meta Kata” dan bergabung dalam grup “Pena Meta Kata”.
4 Naskah dalam bentuk  : Flash Fiction panjang naskah maksimal 700 kata, ditambah biodata narasi maksimal 50 kata (lengkapi dengan akun facebook dan alamat email). Naskah dan biodata narasi tidak boleh dipisahkan.
5. File naskah menggunakan format Ms. Word 2003/2007, A4, Time New Roman 12pt, spasi 1.5cm, batas margin rata-rata 3 cm (1,18 inci) untuk setiap sisi.
6. Tulis subjek email dan nama file: ff_judul_nama penulis dikirim ke pena.metakata@gmail.com
7. Setiap peserta hanya boleh mengirimkan satu naskah terbaiknya.
8. Update peserta bisa dilihat di dokumen grup “pena meta kata” dengan nama “Update Peserta event pohon kenangan”.
9. Akan dipilih 2 (dua) naskah pemenang masing-masing event yang akan mendapatkan hadiah berikut: Dua FF terbaik : souvenir dari penerbit meta kata + Voucer Penerbitan Senilai Rp 100.000 + E-sertifikat
#Catatan: Hadiah dalam bentuk VOUCHER PENERBITAN, hanya berlaku selama 6 bulan setelah pengumuman pemenang dan tidak dapat diuangkan juga tidak dapat digabungkan dengan voucher lainnya.
10. Selain naskah pemenang, juga akan dipilih puluhan naskah nominator yang akan dibukukan bersamaan dengan naskah pemenang dan setiap nominator akan mendapatkan diskon 10% dalam pembelian buku terbit dan kontributor yang membeli akan memperoleh sertifikat cetak dan e-sertifikat yang dikirim ke e-mail.
11. Hasil lomba akan diumumkan pada tanggal 28 Maret 2014



Oke, Selamat berkarya….
Salam,
a.n.
Penanggungjawab
Risty Arvel dan Bunda Ocha Thalib
Kurang Aso 60
Solok Selatan terkenal dengan sebutan “Alam Surambi Sungai Pagu”. Salah satu kecamatan di kabupaten ini bernama Kecamatan Sungai Pagu yang disebut orang Alam Surambi Sungai Pagu. Salah satu bangunan bersejarah dari daerah ini adalah Mesjid kuno yang diberi nama oleh masyarakatnya ”Mesjid Kurang Aso 60”. Untuk mengetahui bagaimana sejarah berdirinya mesjid ini ikutilah jejak sejarah berikut ini.
Mesjid Kurang Aso 60 yang berada di kecamatan Sungai Pagu, kenagarian Pasir Talang dianggap sebagai bangunan pertama di alam Surambi Sungai Pagu. Menurut catatan sejarah, mesjid ini dibangun sekitar 200 tahun yang lalu oleh para ninik mamak. Pada awalnya ninik mamak ini berjumlah 60 orang, akan tetapi di dalam perjalanan mereka menuju tempat ini salah seorang dari ninik mamak tersebut meninggal dunia. Sehingga jumlahnya menjadi 59 orang. Itulah yang disebut dengan ”Kurang Aso 60”, maksudnya kurang satu dari 60 orang. Pemberian nama kurang aso 60 dimaksudkan untuk mengenang ninik mamak yang meninggal di perjalanan tadi.
Sampai sekarang belum didapat kepastian kapan dibangunnya mesjid ini. Ada yang berpendapat tahun 1988 H, tahun 1025 H, tahun 1496 H, bahkan ada juga yang berpendapat tahun 1592 H. Pada awalnya mesjid ini beratapkan ijuk dan bertingkat empat yang melambangkan suku ampek, koto ampek, dan rajo ampek. Dindingnya terbuat dari papan yang penuh dengan ukiran bunga teratai kombinasi dengan tabung mambacuik.
Panjang mesjid Kurang Aso 60 ini 15,5 x 14 m dan di belakang mihrabnya terdapat makam Syeh Maulana Syofi dengan ukuran makam 4 x 2,7 m. Syeh Maulana Syofi adalah orang yang menyebarkan agama islam di daerah Sungai Pagu. Beliau salah satu dari rombongan ninik mamak yang berjumlah 60 orang tadi. Masyarakat Sungai Pagu menganggap mesjid ini keramat, tidak boleh sembarangan orang yang memasukinya. Bangunan Masjid Kurang Aso 60 yang memiliki model campuran Arsitektur Hindu-Jawa (atap Joglo), Klenteng Cina (lengkung jurai atap) dan dipadu dengan Arsitektur tradisional Minangkabau.
Satu hal yang harus diingat adalah orang yang memasuki mesjid kuno tersebut tidak boleh berkata-kata kotor dan bersikap takabur. Menurut kepercayaan masyarakat, arwah nenek moyang akan marah dan murkah jika ada orang yang melecehkan mesjid peninggalan sejarah ini. Pada saat ini, mesjid Kurang Aso 60 tetap terawat dengan baik meskipun sudah tidak difungsikan lagi. Karena di samping mesjid itu sudah dibangun sebuah mesjid baru moderen kendati begitu nama dari kedua mesjid ini tetaplah sama, yakni Mesjid Kurang Aso 60. Masyarakat Pasir Talang menggunakan mesjid yang baru untuk beribadah dan sebagai tempat berkumpul menggantikan fungsi mesjid lama
Masjid Kurang Aso 60 di samping sebagai tempat ibadah juga dipergunakan sebagai tempat upacara adat, seperti upacara makan-makan turun ke sawah, mambantai kabau nan gadang. Masjid ini adalah perwujudan Adat Basandi Syarak Syarak Basandi Kitabullah. Bangunan masjid ini sarat dengan makna, pada setiap bagian bangunan tersirat lambang-lambang (falsafah) yang mengandung arti dan masih dapat ditafsirkan sampai saat ini, seperti:
1. Ukuran masjid 17m x 17m adalah melambangkan jumlah rakaat sholat wajib dalam sehari-semalam.
2. Lantai masjid terdiri dari tiga tingkat melambangkan tingkatan ajaran Islam, yaitu syari’at, hakikat dan ma’rifat. Dari lantai dasar naik ke lantai satu disediakan tangga kayu yang dapat digunakan oleh semua orang, jumlah anak tangganya sebanyak 6 buah, melambangkan rukun iman. Sedangkan untuk naik dari lantai satu ke lantai dua tidak disediakan tangga, yang ada hanya berupa kayu yang ditekuk pada tonggak Machu, ini melambangkan usaha, bahwa untuk sampai ke tingkat ma’rifat seseorang harus tekun dan berusaha serius untuk mencapainya. Jumlah tekukan kayu di tonggak Machu berjumlah 5 buah, melambangkan rukun Islam.
3. Atap berbentuk limas bersusun tiga, melambangkan susunan masyarakat adat di Alam Surambi Sungai Pagu yang terdiri dari Suku, Paruik dan Anak Paruik, sedangkan atap Miqrab berbentuk puncak rumah gadang melambangkan adat Minangkabau.
4. Pintu masjid berjumlah tiga buah, pintu utama terdapat di depan menghadap ke halaman, dua buah pintu lagi terdapat di sisi Utara dan Selatan. Pintu utama adalah tempat masuk tamu dan rajo, sedangkan pintu sebelah Utara tempat masuk suku Melayu dan Panai, pintu sebelah Selatan tempat masuk suku Kampai dan Tigo Lareh Bakapanjangan. Aturan ini hanya berlaku apabila berlangsung upacara adat. Pintu utama letaknya tidak simetris tapi agak berat ke Utara, melambangkan sejarah keberadaan suku Melayu sebagai pendahulu suku. Pintu utama terdiri dari dua gerbang, melambangkan Dua Balahan Gadang suku yang ada di Sungai Pagu.
5. Tingkok, pada lantai dasar di dinding bagian depan terdapat lima buah tingkok, dua tingkok disisi Utara pintu utama melambangkan rakaat sholat Subuh, sedangkan tiga tingkok di sisi Selatan pintu utama melambangkan rakaat sholat Maqrib. Subuh di pagi hari, Maqrib di sore hari digambarkan pada arah dari Utara ke Selatan, juga melambangkan sejarah keberadaan suku Melayu sebagai pendahulu suku yang ada. Begitu juga tingkok yang terdapat di kedua sisi dinding Utara dan Selatan masing-masing berjumlah lima buah, juga melambangkan rotasi kehidupan manusia, waktu Subuh dan Maqrib berakhir ke arah Miqrab. Pada lantai dua di dinding bagian depan terdapat empat tingkok, begitu juga di dinding sisi Utara dan sisi Selatan, ini melambangkan empat rakaat Sholat wajib seperti, Zuhur, Ashar dan Isha. Pada lantai tiga terdapat dua tingkok melambangkan rakaat Sholat Sunnah. Sedangkan satu tingkok yang terdapat di tingkat Qubah yang dipergunakan sebagai tempat Azan, melambangkan ketauhidan ke Esa-an Allah.
6. Qubah, bagian qubah yang terdapat paling atas, terletak di atas tiga undakan atap limas melambangkan Rajo Nan Barampek Sedaulat. Qubah ini diletakkan di atas ujung tonggak Machu, melambangkan pucuak bulek urek tunggang, bahwa Rajo Nan Barampek berfungsi sebagai pucuk pimpinan adat pada setiap sukunya. Di ke empat sudut atap qubah terdapat sondak langik tiang bubungan sebanyak empat buah, dua buah berbentuk bulat dan dua buah berbentuk runcing, melambangkan dua Balahan Gadang Suku yang menggunakan paham kelarasan Koto-Piliang (digambarkan runcing) dan Bodi-Caniago (digambarkan bulat).
7. Ruang, secara garis besar ruangannya dibagi atas enam bagian memanjang ke arah miqrob yang dibatasi oleh tonggak, dua bagian ruang sisi Utara adalah tempat duduk suku Melayu dan Panai, dua bagian ruang sisi Selatan tempat duduk suku Kampai dan Tigo Lareh Bakapanjangan. Sedangkan dua ruang yang ada di bagian tengah diperuntukan untuk duduk tamu. Aturan ini berlaku apabila berlangsung upacara adat.
Jika ingin berkunjung ke Masjid Kurang Aso 60, maka jarak yang dapat di tempuh dari Kota Padang yaitu kira-kira 131Km/jam. Sarana yang dapat digunakan untuk berkunjung kesana yaitu travel, dengan menggunakan jasa travel waktu yang digunakan untuk sampai disana kira-kira 5 jam, dan biaya yang di keluarkan untuk biaya travel tersebut sebesar Rp. 40. 000. Selain menggunakan jasa travel, Mesjid Kurang Aso 60 tersebut juga dapat ditempuh dengan menggunakan sepeda motor. Waktu yang digunakan untuk menempuh nya kira-kira 3-4 jam. Dalam perjalanan menuju Masjid Kurang Aso 60, akan banyak melihat keindahan pemandangan alam disana. Keindahan tersebut mulai terlihat dari Gunung Talang yang menjulang tinggi, suananya yang sejuk dan puncak gunung yang diselimut oleh awan di pagi hari sangat menakjubkan. Selain keidahan Gunung Talang terdapat juga hamparan luas kebun teh yang hijau dan menyejukkna mata. Keindahan alamnya yang lain yaitu Danau Atas Danau Bawah yang menghampar menyejukkan mata.
Di sekitar wilayah Masjid Kurang Aso 60 juga terdapat penginapan-penginapan yang harganya terjangkau bagi pengunjung yaitu kira-kira Rp. 150.000 per hari. Lokasi penginapan tersebut terdapat di daerah Laweh Bauah yaitu kira-kira 1Km dari lokasi Mesjid Kurang Aso 60. Di sepanjang perjalanan menuju Masjid Kurang Aso tersebut terdapat beberapa rumah makan yang dapat disinggahi untuk beristirahat sejenak. Suasana alam di tempat ini yang sejuk dapat menambah selera makan para pengunjung. Pengunjung dapat menikmati santapan khas masakan Minangkabau seperti gulai kuniang lauak nila yang dipadu dengan potongan cabe rawit nan pedas. Pengunjung pasti akan berkeringat saat menyantap hidangan ini.
HUJAN HALTE BIS
sore itu sepulang kuliah, awan hitam berganti hujan 
angin mulai memainkan harmoni di dedaunan
berlari aku dikejar hujan,  berlari aku mengejar bis kota…
bis kota tak kudapat, hujanpun menangkap
aku tertinggal di halte bis
duduk melamun aku menunggu, dalam lamunan..
diatas ubun-ubunku hujan bercerita kepada genteng halte bis
bercerita tetang aku yang sedang melamun
yang melamun itu selalu bisa ku tangkap
yang melamun itu sering tertinggal…
yang melamun itu cintanya hilang seperti  awan hitam menjadi hujan
hujan terus berbisik seakan aku tak mendengar bisiknya…
halte bis tertawa…haha aku juga tau kalau dia selalu tertinggal
aku masih melamun menunggu
terbayang……diri yang lambat
terbayang……dia yang cepat berlau.
                                                                              Padang 2015